Mengisi Akhir Pekan dengan Bermakna

|#61|: Memupuk renjana di libur akhir pekan

Muhammad Rayhan
3 min read19 hours ago
Photo by Robert Collins on Unsplash

Sudah lama sekali saya tidak menulis tentang pengalaman pribadi. Kalau diingat-ingat, terakhir kali saya menulis memoar semacam ini sudah lebih dari dua bulan yang lalu, tepatnya 72 hari. Waw, lama sekali ya, ternyata. Rasanya seperti kehilangan sebagian diri saya.

Walaupun program menulis harian saya sempat terhenti cukup lama, akhirnya sepuluh hari terakhir ini saya coba mulai lagi. Selain untuk menjaga produktivitas, menulis juga selalu menjadi cara saya untuk menyimpan momen berharga dan berkesan agar tetap hidup.

Baca di sini bagi kalian yang belum berlangganan Medium, ya.

Pada tulisan kali ini saya ingin berbagi cerita sederhana tentang hal yang belakangan menjadi bagian penting di akhir pekan saya: mengajar di program Pesantren Sabtu-Ahad. Baiklah, mari buka kembali lembaran kisah saya.

Jujur saja, saya selalu punya rasa spesial untuk mengajar dan anak-anak. Keduanya sudah menjadi renjana (passion) bagi saya. Keduanya tumbuh dari dalam diri dan membuat hidup saya lebih bermakna.

Beruntungnya, renjana ini tak sekadar jadi hobi begitu saja, tetapi benar-benar saya jalani. Salah satunya adalah dengan program Pesantren Sabtu-Ahad, yang kini mengisi akhir pekan saya. Ya, sesuai…

--

--

Muhammad Rayhan

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.