Member-only story
MEMOAR
Rapuh, Terjatuh, Ke mana Aku Harus Berlabuh?
Aku ingin berlabuh di tempat yang teduh, di tempat yang bisa menampung perasaan kembali bertumbuh
Sudah lama rasanya diri ini tidak menulis untuk merekam momen-momen berkesan dalam hidup. Terakhir kali aku mengabadikan momen spesial dalam tulisan, hidup terasa lebih teduh, lebih tenteram, dan penuh penghayatan. Karena itulah, keinginan untuk menulis lagi selalu ada dalam benak ini, menunggu waktu yang tepat untuk kembali meresapi hati.
Baca di sini bagi kalian yang belum berlangganan Medium, ya.
Mengulang kembali kenangan-kenangan itu, ternyata terlalu banyak emosi yang ingin dikenang dan diekspresikan sebebas-bebasnya. Tidak ada hambatan; tidak ada ancaman, hanya angan-angan yang penuh dengan ketidakpastian. Kenangan-kenangan ini pun membawa serta kerinduan aku yang begitu mendalam untuk menghadirkan kembali perasaan-perasaan dalam kata-kata.
Dan kini, oh, tidak, momen paling berkesan itu hadir kembali. Apa yang harus kulakukan? Di mana aku harus berlabuh di tengah rapuh dan terjatuhnya diri ini?
Namun, kali ini berbeda. Kali ini momen datang bukan karena euforia yang melambungkan, tetapi justru dengan sunyi yang menyesakkan. Ia datang dalam rupa kebingungan…