Member-only story

Pemrograman Memang Memusingkan, ya

|#68|: Logika pemrograman tidak selalu linier dan sangat identik dengan detail kecil

Muhammad Rayhan
3 min readNov 22, 2024
Photo by Ilya Pavlov on Unsplash

Kalau boleh jujur, siapa yang pernah merasa ingin menyerah saat belajar pemrograman? Saya pernah. Bahkan, lebih dari sekali. Awalnya, saya pikir belajar pemrograman itu hanya soal mengetikkan kode di komputer, menjalankannya, lalu semuanya akan bekerja sesuai keinginan. Namun ternyata, kenyataan jauh lebih rumit daripada itu. Di balik layar, ada logika yang harus disusun, sintaks yang harus tepat, dan eror yang… ya ampun, datangnya bisa dari mana saja.

Baca di sini bagi kalian yang belum berlangganan Medium, ya.

Misalnya, saya masih ingat saat pertama kali belajar JavaScript. Saya mencoba membuat program sederhana yang, kalau dipikir sekarang, benar-benar sepele: menghitung jumlah angka genap dalam sebuah larik (array). Sekilas dipikir memang mudah. Namun nyatanya, justru saya butuh hampir dua jam untuk menemukan kenapa program saya terus-menerus menghasilkan angka yang salah. Hasil akhirnya? Saya lupa menambahkan tanda titik dua di akhir pernyataan for. Satu kesalahan kecil, tetapi cukup untuk membuat kepala saya pusing berjam-jam.

Kenapa Pemrograman Begitu Memusingkan?

--

--

Muhammad Rayhan
Muhammad Rayhan

Written by Muhammad Rayhan

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.

Responses (2)