Merutinkan Kembali Joging Harian

|#2|: Selama dua pekan sempat terbentuk setiap harinya, selama dua pekan pula putus begitu saja

Muhammad Rayhan
4 min readMay 31, 2024
Foto oleh Jos Zwaan dari Unsplash

Akhir bulan yang cukup gembira bagi saya karena bisa memaksa diri menghidupkan kembali kebiasaan yang sebelumnya sempat terbentuk. Tepat pada hari ini, 31 Mei 2024, saya memulai kembali kebiasaan berjoging harian. Tak perlu berat-berat, saya sendiri cukup menyisihkan waktu 30–45 menit setiap harinya untuk berjoging. Durasi tersebut pun sudah saya sisipkan dengan pemanasan dan pendinginan.

Cerita soal bagaimana memulai berjoging harian, bermula saat saya termotivasi oleh Uda Ivan Lanin yang menceritakan kebiasaan tersebut melalui tulisannya di Medium. Seusai membaca tulisannya, saya bergumam, “Memulai berjoging ternyata tak sulit, ya. Dengan mengetahui manfaat medis dan memaksa diri, seorang Uda, yang notabene sangat sibuk kesehariannya dan cukup berumur saja, bisa menumbuhkan kebiasaannya. Sepertinya, saya yang masih muda harus bisa memulai hal itu, deh.”.

Benar saja, tanpa pikir panjang dan ba-bi-bu. Keesokan harinya, saya langsung mengeksekusi niat berjoging.

Memang, ya, kekuatan afirmasi yang terus digaungkan dalam sanubari akan memengaruhi alam bawah sadar kita untuk melakukannya.

Hari pertama berjoging saya laksanakan pada Senin, 29 April 2024. Tak ada yang spesial dengan hari pertama itu karena rangkaian berjoging saya lakukan sebagaimana pada umumnya: pemanasan, berjoging, lalu peregangan/pendinginan. Selain itu, sepertinya niat saya sudah tertancap kuat-kuat berkat motivasi tersebut sehingga tak perlu upaya lebih untuk menjalaninya.

Begitu pun dengan hari kedua, saya isi hari Selasa saya itu dengan berjoging. Tak ada yang istimewa darinya. Barulah pada hari ketiga, banyak penyesuaian yang saya lakukan agar berjoging ini lebih efektif lagi. Hal-hal yang saya sesuaikan adalah,

  • sedikit memangkas durasi berjoging, yang semula 50–60 menit bahkan lebih, menjadi 30–45 menit sehari,
  • mengganti aplikasi pelacak aktivitas joging menjadi Adidas Running: Run Tracker; sebelumnya Pedometer,
  • mengubah rute joging menjadi lebih variatif dengan menyusuri rute yang berbeda tiap harinya; sebelumnya hanya berkeliling kompleks perumahan saja,
  • dan membuat konten video setelah selesai berjoging pada setiap harinya.

Hari keempat hingga seterusnya, saya lakukan sebagaimana pola yang saya tetapkan pada hari ketiga. Alhamdulillah, saya mampu merutinkan berjoging tiap harinya sampai sepuluh hari berikutnya, alias hari ke-14.

Hingga pada Senin, 13 Mei 2024, saya menemukan sesuatu yang terasa lebih menarik untuk dikenali. Di sisi lain, saat itu, saya tengah malas dan cukup lelah hati karena persoalan perkuliahan. Akibatnya, pada hari itu juga, rutinitas berjoging terputus begitu saja.

huft! ternyata, diri saya bisa teperdaya oleh malas dan gejolak hati sehingga mampu menghilangkan rutinitas baik dengan begitu saja.

Berhari-hari terlewat begitu saja tanpa diisi dengan berjoging. Tubuh terasa berat dan pikiran pun ikut terseret dalam kelesuan. Tidak produktif sekali rasanya pada masa-masa itu. Namun, di balik rasa malas yang menggelayuti, ada semangat yang terus berbisik lembut dan perlahan, mengingatkan saya untuk menumbuhkan kembali.

Menjelang pergantian bulan, sebuah momen penting terjadi dalam hidup saya. Kemarin, baru saja, saya berhasil memaksa diri untuk menulis. Momen itu saya jaga dengan sebaik mungkin pada hari ini, karena membawa semangat baru untuk kembali melanjutkan rutinitas berjoging. Tentunya, momen tersebut ingin saya jadikan sebagai titik bangkit untuk memulai kembali hal-hal baik.

Hari pertama berjoging kembali setelah vakum ternyata membawa kelegaan luar biasa. Saya merasa berhasil mengalahkan rasa malas yang sempat menguasai. Ini bukan sekadar tentang fisik, melainkan juga tentang mental. Saya belajar bahwa kunci utama untuk memulai kembali membentuk kebiasaan adalah membuang jauh-jauh rasa malas, kendalikan perasaan, dan tancapkan tekad kuat-kuat.

Kini, saya menetapkan tujuan baru untuk menjaga kebiasaan ini tetap hidup. Saya membuat jadwal pekanan dan berupaya untuk tidak lagi menyerah pada rasa malas atau kesibukan. Setiap pagi, sebelum memulai aktivitas lain, selagi tidak ada jadwal kuliah pagi, saya akan meluangkan waktu untuk berjoging. Tidak perlu durasi panjang, yang penting adalah konsistensi.

Saya juga mulai mencatat perkembangan saya dalam sebuah jurnal harian. Setiap pencapaian kecil saya tulis, seperti rute baru yang coba dilalui, durasi yang konsisten, perasaan positif yang muncul setelah berjoging, serta amatan yang dihasilkan selama berjoging.

Jurnal ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah kecil membawa saya lebih dekat dengan hal baik lainnya.

Dengan semangat baru, saya berupaya terus untuk bisa menjaga rutinitas berjoging tetap hidup. Saya berjanji pada diri sendiri untuk terus berusaha, tidak peduli seberapa sulit atau sibuknya hari-hari saya.

Joging harian bukan hanya tentang berolahraga, tetapi tentang menghargai diri sendiri dan berinvestasi jangka panjang dengan menjaga kesehatan menggunakan cara yang paling sederhana dan mudah, tetapi bermakna.

Berikan tepukan/clappers (👏🏻) jika kalian suka dengan tulisan saya ini. Jangan lupa pula untuk menanggapi dengan berkomentar (💬) ketika ingin bertanya, merespons atau mengulas sesuatu, atau bahkan sebatas bertegur sapa. Kedua hal itu sangat berpengaruh bagi saya untuk terus semangat menulis setiap hari.

Jika kalian ingin terhubung dan lebih dekat dengan saya, kalian bisa menghubungi saya melalui DM Instagram atau mengirim surat elektronik melalui G-Mail pribadi. Oiya, boleh sekali jika kalian ingin mengapresiasi saya dengan memberikan tip melalui laman Saweria saya ini. Terima kasih!

--

--

Muhammad Rayhan

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.