Mengapa Bahasa Inggris Terkesan Lebih Prestise daripada Bahasa Indonesia?

|#57|: Status sosial dan hegemoni budaya

Muhammad Rayhan
4 min read4 days ago
Photo by Mark Rasmuson on Unsplash

Pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa kosakata asing, terutama bahasa Inggris, acapkali terdengar lebih keren daripada padanannya dalam bahasa Indonesia?

Seiring dengan arus globalisasi, bahasa Inggris telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita dengan menembus berbagai aspek, mulai dari teknologi hingga budaya populer. Ketika istilah baru dalam bahasa Inggris muncul, kita seolah-olah menerimanya tanpa banyak pertanyaan atau penolakan. Namun, begitu istilah tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, reaksi kita sering berbeda.

Baca di sini bagi kalian yang belum berlangganan Medium, ya.

Misalnya, istilah “Cancel Culture” yang diterjemahkan menjadi “Budaya Pengenyahan” kerap mendapat respons yang tidak seantusias versi aslinya. Banyak yang merasa terjemahan ini “kurang pas” atau bahkan “aneh”.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan dalam pikiran saya: Mengapa kosakata bahasa Inggris dengan mudah diterima dan dianggap lebih bergengsi, sementara bahasa Indonesia malah sering kali mendapat stigma negatif?

Dalam artikel ini, saya akan mengajak kalian untuk menelusuri fenomena ini, mencari tahu akar masalahnya, dan…

--

--

Muhammad Rayhan

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.