Mencoba Membangun Kebiasaan Menulis

|#1|: Menghadapi tantangan yang tampak berat, tetapi saya ingin coba menerobosnya

Muhammad Rayhan
3 min readMay 30, 2024
Foto oleh Kenny Eliason dari Unsplash

Semenjak lulus SMA, saya sangat terobsesi dengan dunia kepenulisan. Ingin rasanya diri ini bisa menuangkan isi pikiran dan perasaan ke dalam tulisan. Meski begitu, sejauh ini, saya belum cukup berani untuk memulai itu. Rasanya, bagi saya, menulis selalu tampak seperti mendaki puncak gunung yang tinggi yang agaknya sulit ditaklukan. Namun, kali ini berbeda. Ada sesuatu di dalam diri ini yang sepertinya memaksa saya untuk mengeluarkan dan menembus hal tersebut. Yap, hal tersebut adalah memulai menulis.

Sejujurnya, jauh sebelum ini, saya sempat mencoba memaksa diri untuk memulai menulis. Ingat sekali saat itu, saya berkeinginan kuat untuk membagi wawasan tentang kebahasaindonesiaan. Sudah saya coba tuangkan dalam platform Medium ini. Namun sayangnya, sikap perfeksionis saya saat itu terlalu menuntut saya untuk membagikan sesuatu yang memang benar-benar baru atau setidaknya jarang sekali orang yang tahu. Alhasil, tulisan itu tak kunjung terbit sampai sekarang karena sikap tersebut yang selalu merangsek saya. Saya membiarkan tulisan tersebut bersawang begitu saja dalam draf tulisan di akun Medium ini.

Pernah juga pada suatu waktu, saya merasa sangat resah terhadap perkuliahan yang tengah saya jalani ini. Saat itu juga, saya terpikirkan untuk menulis sebagai penampung segala kegundahan perasaan saya. Namun, lagi-lagi apa? Yap, sikap perfeksionis saya terlalu menguasai diri ini sehingga memaksa untuk benar-benar menumpahkan segala perasaan yang ada. Yaa, walaupun saya sadar, bukan hanya sikap perfeksionis yang menghambat, melainkan perasaan yang belum stabil dan terkendali sepenuhnya saat itu.

Setelah saya mencoba menyelam lebih dalam untuk menikmati tulisan-tulisan yang ada di Medium ini, saya merasa mendapatkan banyak amunisi tentang tulis-menulis. Banyak sekali tulisan yang menginspirasi saya untuk memulai menulis, yang sebenarnya tulisan-tulisan yang saya baca tersebut pun tidak begitu berbobot — alias tidak berisi materi berat atau teori keilmuan. Dari situ pun, saya merasa, wah ternyata menulis tidak melulu harus berisi sesuatu yang berat, ya. Tulisan-tulisan berisi cerita pribadi, opini receh dari suatu fenomena, bahkan sesederhana kiat-kiat menolak cinta seseorang pun, tetap ada sesuatu yang menarik dan baru yang saya peroleh.

Akhirnya, dari itu pula saya belajar: mulailah menulis dari yang paling ringan atau dekat bagi kita. Entah seremeh atau sereceh apapun tulisan itu, nyatanya, pasti ada sesuatu yang baru dan unik bagi siapa pun yang menerimanya. Setidaknya, orang yang membaca pun tahu bagaimana kita memandang sesuatu.

Satu hal yang perlu kita ketahui pasti,

yang namanya sudut pandang, tidak akan ada yang sama persis seratus persen dengan siapa pun selain kita.

Hingga, ya! Tak terasa! Diri saya sudah sepanjang ini menuangkan isi pikiran. Waw, benar-benar tak terasa! Saya pun tak menyangka bisa menulis sepanjang enam paragraf ini.

Huaaa, senangnya bisa memaksa diri untuk memulai menulis. Ternyata, tak seberat yang saya kira sebelumnya untuk memulai menulis jika mulai dari apa yang paling dekat dengan kita. Hal tersebut baru saja saya alami mulai dari tulisan ini.

Huft! Sekali lagi, saya benar-benar tak menyangka bisa memulai menulis. Maaf, yak, teman-teman, jika saya sedikit lebay di sini. Tapi mau gimana, coooy, ini benar-benar di luar ekspektasi saya.

Hehee. Sudah, sudah. Cukup.

Terima kasih, ya, teman-teman, yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya yang receh ini. Doakan, semoga saya bisa terus memaksa diri untuk menulis. Bahkan, jika bisa, harapan saya, setiap hari saya menulis. Namun, sepertinya, tak perlu lah muluk-muluk. Cukup memulai, lalu belajar istikamah meluangkan waktu untuk menulis.

Sampai jumpa di tulisan-tulisan saya berikutnya.

Wassalamualaikum.

Berikan tepukan/clappers (👏🏻) jika kalian suka dengan tulisan saya ini. Jangan lupa pula untuk menanggapi dengan berkomentar (💬) ketika ingin bertanya, merespons atau mengulas sesuatu, atau bahkan sebatas bertegur sapa. Kedua hal itu sangat berpengaruh bagi saya untuk terus semangat menulis setiap hari.

Jika kalian ingin terhubung dan lebih dekat dengan saya, kalian bisa menghubungi saya melalui DM Instagram atau mengirim surat elektronik melalui G-Mail pribadi. Oiya, boleh sekali jika kalian ingin mengapresiasi saya dengan memberikan tip melalui laman Saweria saya ini. Terima kasih!

--

--

Muhammad Rayhan

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.