Member-only story
Mencoba Melawan Rasa Hampa dengan Menulis
|#26|: Menghadapi suasana hati tak mengenakkan, lalu mencoba memaksa keluar darinya dengan cara baru
Rasa itu datang lagi ke saya. Rasa yang membuat saya cukup kesulitan dan kewalahan menghadapinya. Rasa yang, seringnya, tiba di waktu yang kurang tepat; sesudah saya mendapatkan asupan energi untuk beraktivitas. Terkadang juga, rasa ini membuat saya tidak bergairah melakukan apa pun. Rasa tersebut adalah hampa.
Sejauh ini, saya mengidentifikasi diri sebagai seorang ekstrover. Saya mendapat energi setelah berinteraksi, bercerita, bersosialisasi, dan terutama saat berdiskusi secara mendalam dengan orang lain. Namun sayangnya, saya belum memanfaatkan karakter ini secara maksimal.
Meskipun saya menyadari bahwa saya adalah ekstrover, saya cenderung menutup diri dan enggan memulai percakapan atau diskusi. Saya merasa belum sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan baru saya di Malang. Saya tidak memiliki teman dekat untuk berbagi cerita atau diskusi secara langsung. Saya juga tidak tahu pasti mengapa enggan untuk aktif mencari teman dekat. Entahlah. Rasa-rasanya, saya malas saja.
Baca di sini bagi kalian yang belum berlangganan Medium, ya.