Mempersiapkan Bulan Agustus
|#42|: Membuat perencanaan yang mencakup jurnal harian, daftar agenda, catatan keuangan, dan mutabaah harian
Saya rasa diri saya memiliki sifat mawas diri (self-awareness) yang cukup tinggi. Saya kenal terhadap diri sendiri: mengetahui kebiasaan diri, menyadari kelebihan dan kekurangan, dan mengenali sikap serta sudut pandang terhadap sesuatu. Namun, terdapat satu hal yang cukup membuat saya tak nyaman. Hal tersebut adalah buruknya manajemen diri, terutama mengelola waktu dan tugas.
Walaupun kekurangan ini saya sadari, bahkan sampai pernah meluapkannya dalam tulisan tersendiri, saya belum menemukan solusi yang efektif untuk mengatasinya. Mungkin, masalahnya terletak pada kurangnya perencanaan yang matang, yang membuat hari-hari saya terasa berantakan. Di sisi lain, saya juga mengerti bahwa perencanaan itu kunci untuk mempersiapkan diri menghadapi hari yang akan datang.
Dengan kesadaran tersebut, saya pun berkeinginan untuk segera menerapkannya. “Untuk mempersiapkan bulan Agustus agar lebih baik, saya coba buat perencanaan kali, ya”, gumam saya.
Malam ini juga — ya, benar-benar malam ini — saya memutuskan untuk melaksanakan niat tersebut. Saya pun menulis tulisan ini sambil menunggu aplikasi pencatatan yang cukup populer , yaitu Notion, yang sedang eror. Entah mengapa, aplikasi tersebut tiba-tiba berhenti berfungsi begitu saja saat saya mencoba fitur AI untuk membuat daftar jurnal harian.
Di awal ini, saya pikir saya perlu membuat perencanaan Agustus dengan membaginya menjadi empat aspek: perasaan dan pikiran sehari-hari dengan jurnal harian, kegiatan yang perlu dilakukan esok hari dengan daftar agenda, mengatur keuangan dengan catatan keuangan, dan memantau ibadah kepada Tuhan dengan mutabaah harian.
Saya membuat aspek jurnal harian ini dengan tujuan untuk lebih memahami diri sendiri, terutama perihal emosi dan pikiran yang muncul. Emosi seperti kekecewaan, kesedihan, penyesalan, kebahagiaan, dan lain-lain ingin saya dokumentasikan agar dapat menyesuaikan diri dengan keputusan-keputusan kecil yang akan saya buat di masa depan. Sering kali, pikiran, ide, atau opini muncul secara spontan dan tidak terduga. Saya ingin mendokumentasikan momen-momen tersebut untuk lebih memahami perspektif saya sendiri. Untuk itu, saya membagi jurnal harian ini menjadi tiga bagian yang lebih spesifik: (1) hal-hal yang saya syukuri hari ini, (2) hal-hal yang saya pelajari hari ini, dan (3) hal-hal yang perlu saya evaluasi.
Agar hari-hari lebih tertata, saya juga membuat daftar agenda untuk lebih spesifik dalam merencanakan aktivitas yang akan saya lakukan besok. Tidak hanya aktivitasnya, tetapi juga waktu, tempat, dan detail lain yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. Ini merupakan implementasi dari pembelajaran saya dari buku “Atomic Habits” yang sedang saya baca, seperti yang pernah saya bagikan pada tulisan sebelumnya.
Meski bukan tipe yang boros atau gampang tergoda untuk membeli, saya merasa penting untuk membuat catatan keuangan. Ini bukan hanya untuk mengidentifikasi pola pengeluaran, melainkan juga untuk meningkatkan kontrol diri dalam hal keuangan. Saya ingin mencegah kejadian seperti pengeluaran uang tanpa kesadaran atau pembelian impulsif yang dipicu oleh strategi pemasaran dengan langkah ini.
Terakhir adalah aspek mutabaah harian. Bagi yang belum tahu, mutabaah harian adalah pengawasan suatu kegiatan/program (biasanya ibadah) diri dengan mencatatkannya. Sebagai seorang muslim yang berusaha untuk taat, penting bagi saya untuk memperhatikan aspek ibadah. Tidak hanya ibadah wajib seperti salat fardu, tetapi juga amalan sunah lainnya seperti salat duha, tilawah, sedekah, dan menghafal Al-Qur’an. Karena itu, saya memilih untuk melakukan mutabaah harian sebagai metode disiplin diri.
Dalam menutup tulisan ini, saya merasa sikap “optimis, tetapi juga realistis” perlu dikedepankan. Optimis karena saya telah mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu saya tingkatkan dan merencanakan langkah-langkah konkret untuk memperbaikinya. Namun, saya juga sadar bahwa perubahan tidak selalu datang dengan mudah, dan akan ada tantangan yang harus dihadapi dalam perjalanan ini. Dengan membuat perencanaan yang matang, saya berharap dapat menghadapi hari-hari ke depan dengan lebih baik dan lebih siap.
Tentu, ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan sebuah awal yang baru. Saya akan terus mengasah kebiasaan baik dan meninjau kembali rencana-rencana yang saya buat, menyesuaikannya seiring waktu dan kebutuhan. Semoga upaya ini dapat membawa saya pada manajemen diri yang lebih baik dan kehidupan yang lebih teratur. Agustus, saya datang dengan semangat baru!
Berikan tepukan/clappers (👏🏻) jika kalian suka dengan tulisan saya ini. Jangan lupa pula untuk menanggapi dengan berkomentar (💬) ketika ingin bertanya, merespons atau mengulas sesuatu, atau bahkan sebatas bertegur sapa. Kedua hal itu sangat berpengaruh bagi saya untuk terus semangat menulis setiap hari.
Jika kalian ingin terhubung dan lebih dekat dengan saya, kalian bisa menghubungi saya melalui DM Instagram atau mengirim surat elektronik melalui G-Mail pribadi. Oiya, boleh sekali jika kalian ingin mengapresiasi saya dengan memberikan tip melalui laman Saweria saya ini. Terima kasih!