Bulan Juni yang Membanggakan

Muhammad Rayhan
4 min read4 days ago

--

|#30|: Menulis untuk mempertajam ingatan, merekam memori, serta menguraikan isi hati dan pikiran.

Photo by Glen Carrie on Unsplash

Bulan Juni kali ini terasa berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Banyak hal menyenangkan dan bermanfaat yang terjadi pada bulan ini. Mulai dari diterima menjadi penulis (writer) di publikasi Komunitas Blogger M (KMB) dan tulisanku diterbitkan di sana, masuk dalam daftar rekomendasi tulisan pilihan KBM sebanyak dua kali, merutinkan joging minimal tiga kali per pekan, bereksperimen banyak olahan masakan, hingga diikuti balik (follow back) oleh tokoh masyarakat perihal bahasa Indonesia — Uda Ivan Lanin — di Medium, itu semua membuat Juni saya menjadi sangat menggembirakan.

Satu per satu pengalaman baru pun mulai saya jajal. Pada akhir bulan kemarin, saya berhasil memulai memaksa diri untuk menulis setiap hari. Kemudian, pada sepertiga pertama bulan Juni, saya sukses mengembangkan bot Telegram untuk keperluan bisnis kecil kami. Pada Idul Adha, saya merasakan memotong daging kurban. Hingga yang terbaru, dua hari yang lalu, saya menghadiri wisuda teman. Itu semua saya lakukan untuk pertama kalinya pada bulan Juni ini.

Sebagai seorang penulis pemula, saya mendapatkan banyak pelajaran dari proses menulis harian. Selain untuk mempertajam memori dengan menuangkannya dalam tulisan, saya juga belajar menulis untuk meriset. Ada tulisan hasil riset yang memang sesuai bidang kuliah saya, seperti istilah teknologi informasi dalam bahasa Indonesia. Ada pula yang mengharuskan saya keluar dari zona nyaman dengan merisetnya secara mendalam, seperti tulisan tentang perundungan dan tantangan antara dua generasi berbeda.

Di sisi lain, perjalanan membangun kebiasaan menulis setiap hari juga dipenuhi dengan tantangan dan hambatan. Dua hal yang paling berat adalah melawan sikap perfeksionis dan kebiasaan menunda-nunda. Meski saya telah menyadari kedua hal tersebut sejak awal dan bahkan telah merefleksikannya dalam tulisan kiat-kiat, menghindarinya tetap sulit dan mereka selalu muncul kembali. Untuk mengatasinya, saya harus memaksa diri sendiri, bahkan ketika suasana hati tidak mendukung sekalipun. Alhamdulillah, dengan upaya tersebut, saya pernah berhasil menerbitkan tulisan sebagai bentuk perlawanan terhadap rasa hampa.

Bicara tentang refleksi, itu merupakan cari bagi saya untuk merenungi hal-hal yang membuat saya sangat nyaman atau sebaliknya: tidak nyaman. Misalnya, ketika saya ingin melepas belenggu gim, saya merenungi dengan menuangkannya dalam tulisan untuk lebih mengenali diri. Dalam kasus lain, ketika saya menyadari bahwa akhir pekan saya sering kali berantakan, saya melakukan refleksi untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mencari solusi. Bahkan, ketika saya merasa jatuh cinta kepada wanita sekalipun, saya mencurahkan perasaan itu dalam tulisan untuk lebih jelas mengartikulasikan perasaan dan momen yang saya alami bersamanya.

Setiap tulisan yang saya buat merupakan cerminan dari keinginan saya untuk terus belajar, khususnya dalam memperdalam pengetahuan tentang bahasa Indonesia. Meskipun saya tidak memiliki kesempatan untuk belajar secara formal, saya tidak menganggapnya sebagai kendala. Di era yang serba ada dan cepat ini, banyak sumber pengetahuan yang dapat saya manfaatkan, mulai dari bacaan, pengamatan, hingga tontonan.

Untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia, saya perlu menjelaskannya dengan cara saya sendiri, baik secara tertulis maupun lisan. Selama bulan Juni, saya telah menulis lima artikel tentang bahasa Indonesia. Beberapa ditulis karena rasa ingin tahu, seperti artikel tentang huruf V, sementara yang lainnya karena keinginan untuk berbagi pengetahuan, seperti tentang jika-maka, kosakata agak laen, dan keunikan bahasa Indonesia. Ini merupakan cara saya untuk mempromosikan bahasa Indonesia agar lebih luas dikenal.

Namun, apa yang saya curahkan di sini tentu bukan berarti tanpa kekurangan dan evaluasi. Ada beberapa rencana awal yang tidak tercapai, salah satunya adalah target menulis minimal tiga artikel tentang pelajaran kuliah. Sayangnya, saya hanya menulis satu artikel untuk topik itu. Selain itu, evaluasinya adalah saya masih cukup sering menerbitkan tulisan menjelang berganti hari. Saya harus lebih disiplin lagi dalam memanajemen waktu dan kegiatan.

Tanpa terasa, pada tulisan ini, saya telah mencapai tulisan ke-30 dalam rangkaian satu hari satu tulisan. Saya merasa bangga akan pencapaian ini. Tentunya saya pun sangat bersyukur kepada Allah karena selalu diberi kemudahan dan kelancaran. Tak luput pula saya berterima kasih kepada orang terdekat karena selalu mendukung saya untuk menulis setiap hari.

Kesenangan ini bukan bermaksud untuk kepuasan diri semata, melainkan lebih kepada meninjau dan merayakan apa yang telah saya upayakan selama ini. Semoga, pada bulan Juli ini, saya bisa terus memaksa diri untuk menulis setiap hari, memperbaiki kekurangan pada bulan kemarin, serta mencoba berbagai pengalaman dan keterampilan baru.

Terima kasih kepada teman-teman telah setia membaca tulisan-tulisan sederhana saya ini. Sampai jumpa pada lembaran baru bulan Juli!

Berikan tepukan/clappers (👏🏻) jika kalian suka dengan tulisan saya ini. Jangan lupa pula untuk menanggapi dengan berkomentar (💬) ketika ingin bertanya, merespons atau mengulas sesuatu, atau bahkan sebatas bertegur sapa. Kedua hal itu sangat berpengaruh bagi saya untuk terus semangat menulis setiap hari.

Jika kalian ingin terhubung dan lebih dekat dengan saya, kalian bisa menghubungi saya melalui DM Instagram atau mengirim surat elektronik melalui G-Mail pribadi. Oiya, boleh sekali jika kalian ingin mengapresiasi saya dengan memberikan tip melalui laman Saweria saya ini. Terima kasih!

--

--

Muhammad Rayhan

Seorang mahasiswa yang tengah membangun kebiasaan menuangkan ide dalam bentuk tulisan atau lisan.